Banyak pabrik aluminium masih mengandalkan pencatatan manual atau sistem yang terpisah-pisah, sehingga data tidak terintegrasi dan sulit diandalkan.
Laboratory Information Management System (LIMS) khusus untuk industri aluminium hadir sebagai jawaban atas tantangan tersebut.
Labcentric menghadirkan Clara, sebuah AI cerdas yang terhubung langsung dengan LIMS Labcentric, untuk membantu laboratorium, manajemen, auditor, dan tim R&D mengakses data, menganalisis hasil, dan mendukung Quality by Design (QbD).
ISO 17025 compliance kini menjadi tolok ukur utama kompetensi laboratorium, memastikan bahwa proses pengujian dan kalibrasi sesuai dengan standar global. Untuk mencapainya, banyak laboratorium mulai mengadopsi solusi digital seperti Laboratory Information Management System atau LIMS.
ISO IEC 17025 adalah standar internasional yang menjadi acuan utama untuk kompetensi laboratorium. Salah satu cara efektif untuk memenuhi persyaratan standar ini adalah dengan menerapkan Laboratory Information Management System atau LIMS.
Kecerdasan buatan (AI) yang mampu berpikir seperti analis, bukan hanya mencatat seperti sistem manajemen informasi laboratorium (LIMS) konvensional.
Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi perbincangan hangat di berbagai industri. Namun, tak sedikit perusahaan industri dan laboratorium yang masih merasa ragu atau bahkan takut untuk mengadopsi teknologi ini. Alasan utamanya adalah...
Clara, sebuah AI industrial assistant yang tidak hanya menjadi chatbot pintar, tapi juga mampu memantau seluruh proses produksi secara real-time, proaktif, dan terintegrasi.
Tantangan sebenarnya bukan hanya mendeteksi NG, melainkan bagaimana kita meresponsnya secara cepat, konsisten, dan berdasarkan pengetahuan yang telah terbukti efektif di masa lalu.
Di dunia proyek ERP, terutama di sektor industri manufaktur, memenangkan tender bukan hanya soal harga atau tampilan antarmuka. Klien industri saat ini makin menuntut solusi terintegrasi end-to-end
Banyak perusahaan manufaktur dan laboratorium di Indonesia sudah memiliki sistem IT internal yang cukup baik—mulai dari ERP, LIMS buatan sendiri, hingga dashboard berbasis database. Namun, tantangan terbesar seringkali muncul saat ingin menghubungkan alat-alat fisik seperti timbangan, spektrometer, atau furnace agar bisa mengirim data otomatis ke sistem digital.
Instrumen ini masih bisa menghasilkan data dengan baik, tetapi antarmuka penggunanya sangat terbatas. Daripada menerima keterbatasan itu, saya memutuskan untuk membangun sesuatu yang lebih baik.
LIMS di satu sisi menangani hasil uji laboratorium, sedangkan SCADA mengawasi dan mengontrol proses produksi di lapangan. Keduanya menyimpan data yang kritis — tetapi jika tidak terhubung, maka nilai strategis dari data tersebut menjadi terbatas.
Penerapan standar ini sering kali menghadapi tantangan dalam praktik—mulai dari pengumpulan data manual, kesulitan pelacakan limbah, hingga tidak adanya sistem yang mampu memberikan visibilitas real-time terhadap parameter lingkungan.
Bottleneck bukan hanya soal mesin rusak atau proses lambat—tetapi titik mana pun dalam rantai proses yang membatasi output keseluruhan.
Di balik semua modernisasi industri, masih banyak laboratorium yang mengandalkan pencatatan manual, spreadsheet, atau input data secara terpisah. Ini bukan sekadar ketertinggalan teknologi—ini adalah risiko bisnis nyata.
Banyak instrumen laboratorium, terutama versi entry-level atau lama, tidak memiliki port komunikasi seperti RS232, Ethernet, atau Wi-Fi. Sebaliknya, instrumen ini hanya dilengkapi port USB yang berfungsi sebagai media export hasil analisa
Di banyak laboratorium, khususnya di industri yang sensitif terhadap keamanan data, kebijakan IT melarang instrumen tertentu—terutama yang masih menggunakan sistem operasi lama seperti Windows XP—untuk terhubung langsung ke jaringan. Solusinya adalah...
LIMS Stick adalah perangkat USB yang tampak seperti flashdisk biasa, namun di dalamnya tersembunyi sistem cerdas yang mampu mengirimkan data langsung ke server atau sistem LIMS Anda melalui jaringan Wi-Fi atau Ethernet.
Di tengah ketatnya persaingan industri otomotif, efisiensi dan kecepatan produksi bukan lagi keunggulan—melainkan keharusan. Laboratorium kualitas (QC) memegang peranan penting dalam menjaga mutu komponen otomotif
MoltenPlanner membantu foundry memprediksi komposisi molten sebelum peleburan, menggunakan AI dan data produksi. Mendukung impor CoA, integrasi timbangan & barcode, serta koneksi ke OES/LIMS. Hasilnya: lebih sedikit trial, keputusan lebih cepat, dan biaya lebih rendah.
Di jantung setiap produk foundry dan casting yang sukses terletak satu elemen krusial: kualitas material. Logam paduan (alloy) yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang ketat untuk memastikan kekuatan, daya tahan, dan kinerja produk akhir. Namun, memastikan konsistensi kualitas ini di seluruh rantai pasokan dan proses produksi adalah tantangan yang kompleks.
Di industri foundry dan casting, kualitas adalah segalanya. Satu cacat kecil pada komponen cetakan bisa berarti kerugian besar, mulai dari biaya pengerjaan ulang, penundaan produksi, hingga penarikan produk yang merusak reputasi. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mendeteksi potensi cacat ini sejak dini, bahkan sebelum masalahnya membesar?